Timlo.net – Kematian Didi Kempot mengusik ingatan dalang senior Ki Manteb Soedharsono. Di mata seniman sepuh itu, perjalanan hidup Didi adalah suratan yang unik dan ada kemiripan dengan sang ayah, Ranto Edi Gudel. Keduanya membawa pesan untuk bangsa.
“Dulu Mas Ranto Edi Gudel sebelum reformasi, lagunya Anoman Obong sangat marak. Lalu setelah itu bakar-bakaran di mana-mana, dan setelah kerusuhan Mas Ranto meninggal. Ada pesan yang mengalir, pepeling akan adanya musibah yang berat tapi seperti semua kobaran api. Sebesar apa pun akan surut dan berlalu, tinggal kita yang harus bangkit kembali dari puing-puing,” tutur Ki Manteb kepada Timlo.net melalui telepon, Selasa (5/5).
Sekarang, Didi Kempot meninggal dunia dalam usia relatif muda. Namun pesan yang diusungnya sebelum meninggal tak kalah bernilai.
“Ambyaro, tak jogeti. Lo, ini adalah petunjuk agar bangsa ini, kita semua, mampu menghadapi kondisi yang paling sulit dalam hidup. Ya sekarang ini kita sedang dilanda pageblug. Tapi ayo kita sikapi dengan kuat, dijogeti wae, aja nganti malah hilang kerukunan, persatuan. Karena berjoget itu tentunya harus dalam satu irama, persatuan,” lanjut Manteb.
Secara personal pun, Manteb punya kenangan khusus bersama Didi Kempot, saat keduanya manggung bersama di Istana, tanggal 2 Agustus 2019. Saat bertemu, Didi Kempot minta izin satu saat akan menyanyikan salah satu langgam karya Manteb, yang berjudul Angenteni.
Tapi, kata Manteb, saat ini Didi Kempot minta ada satu bait yang diubah. Yaitu kurang lebih maknanya menjadi, “kalau nanti tidak bisa bertemu di dunia, kutunggu di akhirat.”
“Saya langsung bilang hush, ngomong aja neka-neka. Tapi kemudian lama merenungkan, pesan dari langgam Angenteni ini sebenarnya ada pada kata ‘aja cidra’ sebuah pesan lain dari Didi Kempot sejak awal mulai terkenal dengan lagunya Cidra. Banyak pesan tentang cidra, mengingkari janji yang bisa menghancurkan kehidupan. Ini pesan selanjutnya untuk kita semua, untuk bangsa ini,” tutur Manteb.
Seusai dari pentas di Jakarta, Manteb dan Didi Kempot masih saling berkabar dan bahkan ingin berpentas bersama lagi.
“Saya sudah menggagas, selesai wabah Corona ini ingin bikin pentas amal bersama Didi Kempot. Tapi takdir berkehendak lain, setelah menyampaikan pesan kepada kita semua, Didi Kempot harus pulang ke Sang Khalik,” kata Manteb menyudahi wawancara.
Editor : Ari Kristyono