Solo — Pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo mulai melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan ratusan hewan yang mulai kesulitan mencari pemasukan untuk membeli pakan di tengah pandemi Covid-19. Hal yang dilakukan pengelola TSTJ adalah menggalang donasi dan membuat program adopsi hewan.
“Dampak pandemi Covid-19 mulai dirasakan TSTJ. Pengelola mulai kesulitan mendapatkan pemasukan untuk nembeli pakan,” ujar Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo, Selasa (12/5).
Ia memaparkan, sejak tanggal 16 Meret lalu TSTJ tutup setelah Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo menetapkan kejadian luar biasa (KLB) Corona. TSTJ atau Solo Zoo yang selama ini mengandalkan pemasukan tiket pengunjung untuk membeli pakan hewan jadi kelimpangan.
“Sumber satu-satunya pemasukan untuk membeli pakan hewan sekarang sudah tidak ada lagi. Sementara hewan setiap hari butuh makan,” kata dia.
Ia mengakui mendapatkan bantuan uang Rp 300 juta dari Pemkot Solo untuk membeli pakan selama bulan April sampai Juni. Uang tersebut masih kurang karena kebutuhan pakan hewan setiap bulannya menelan biaya Rp 120 juta.
“Untuk mengantisipasi kekosongan pakan itu kami gencar menyosialisasikan program adopsi satwa. Sudah dapat banyak bantuan dari masyarakat dan organisasi atau komunitas,” kata dia.
Ditambahkan, teknis mengadopsi satwa ini bukan dibawa pulang, tetapi orang yang merasa menyukai hewan tertentu bisa mengirimkan makan ke TSTJ. Hal itu bentuk kecintaan dan kepedulian pada hewan yang disukainya.