Timlo.net – Realisasi APBN sampai dengan April 2020 mengalami penurunan penerimaan dan peningkatan kebutuhan belanja untuk penanganan wabah covid-19. Realisasi belanja negara hingga April 2020 mencapai Rp623,98 triliun dari pagu anggaran APBN-Perpres 54/2020, sebesar Rp382,53 triliun.
“Belanja pemerintah pusat, kalau kita lihat belanja pegawai itu relatively flat, realisasinya sudah Rp68 triliun. Sementara belanja barang Rp52,9 triliun itu realisasi sampai 30 April adalah kontraksi 18,8% dibandingkan yang tahun lalu,” jelas Wakil Menteri Keuangan (Menkeu) Suahasil Nazara, dilansir dari laman Setkab, Jumat (22/5).
Menurut Wamenkeu hal ini berarti bahwa kementerian dan lembaga sudah mulai menyetop belanja barang. Sementara untuk belanja modal, pemerintah pusat mendorong untuk percepatan kontrak.
“Hal ini berakibat belanja modalnya juga menjadi lebih kuat. Realisasi sampai dengan 30 April Rp20,7 triliun lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu yang Rp15,9 triliun,” ujarnya.
Menurut Wamenkeu, ini adalah karena di Januari dan Februari memang pemerintah mendorong percepatan kontrak dari belanja-belanja modal ini agar bisa lebih cepat dibelanjakan.
”Sementara untuk belanja bantuan sosial saat ini adalah salah satu yang belanja yang di-push oleh pemerintah terutama dalam periode PSBB untuk menanggulangi pandemi Covid-19,” jelas Wamenkeu.
Realisasi Rp61,4 triliun, sambung Wamenkeu, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu Rp54 triliun atau meningkat 13,7% sebagai bentuk komitmen pemerintah mempercepat belanja produktif serta melindungi masyarakat miskin, rentan, dan paling terdampak.
Ini, menurut Wamenkeu, realiasasinya sampai dengan 30 April sudah Rp61,4 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu Rp54 triliun sehingga lebih tinggi 13,7%.
”Ini tentu sesuatu yang terus kita dorong dengan mempersiapkan untuk menjaga konsumsi masyarakat terutama masyarakat di kelas menengah kebawah,” tutup Wamenkeu.
Editor : Dhefi Nugroho