Solo – Kasus Covid-19 di Kota Solo terus menurun sejak 17 Mei lalu. Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tak mau buru-buru mencabut status Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona yang ditetapkan 13 Maret lalu.
“Kita evaluasi dulu. Kemarin kan kita adakan rapid test lagi. Kita tunggu hasil swab test-nya dulu,” kata Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Solo, Ahyani, Senin (25/5).
Beberapa hari terakhir, Pemkot Solo memang gencar melakukan tes cepat (rapid test) di pusat perbelanjaan seperti pasar tradisional dan mal. Sedikitnya dua pedagang pasar dan satu pramutoko di salah satu mal reaktif rapid tes.
Saat diwawancara, Ahyani mengatakan hasil tes reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) tiga orang itu belum diterima Pemkot.
Tak hanya itu, Pemkot juga berencana melakukan tes cepat Covid-19 terhadap tenaga kesehatan di 17 puskesmas utama dan 25 puskesmas pembantu.
“Tenaga kesehatan kan belum semua. Baru sebagian,” katanya.
Ia mewanti-wanti agar warga tetap waspada meski perkembangan angka corona di Solo cukup menggembirakan. Pasalnya, beberapa kasus terakhir dipastikan merupakan kasus transmisi lokal atau dari daerah sekitar Solo.
“Masalahnya kalau melihat gejalanya itu bukan dari pemudik. Tapi lokal regional (daerah sekitar Solo). Ini yang rodok mengkhawatirkan,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus Covid-19 di Kota Solo terus menurun dalam dua pekan terakhir. Per Senin (25/5) total warga Solo yang terkonfirmasi Covid-19 tercatat 29 orang. Dengan rincian 22 orang sembuh, tiga orang masih dirawat, dan empat orang meninggal dunia.
Mengacu data yang dirilis Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, tambahan kasus positif Covid-19 adalah dua anak usia satu dan dua tahun warga Joyontakan 17 Mei lalu. Sejak itu, kasus positif tercatat sebanyak empat orang. Angka itu turun menjadi tiga orang pada 22 Mei lalu.
Editor : Wahyu Wibowo