Timlo.net – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan Perubahan Postur Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (3/6). Dia menyampaikan, program pemulihan ekonomi nasional harus memberikan manfaat nyata pada pelaku usaha serta ada konsep berbagi beban bersama antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan dan pelaku usaha.
”Program pemulihan ekonomi nasional memberikan manfaat nyata pada pelaku usaha, utamanya sektor industri padat karya agar mereka tetap mampu beroperasi, ini penting,” tutur Jokowi.
Selain itu, Presiden minta program tersebut dapat mencegah terjadinya PHK yang masif dan mampu mempertahankan daya beli para pekerjanya atau karyawannya.
”Sektor industri padat karya perlu menjadi perhatian. Hati-hati sekali lagi untuk industri padat karya karena sektor ini menampung tenaga kerja yang sangat banyak. Sehingga guncangan pada sektor ini akan berdampak pada para pekerja dan tentu saja ekonomi keluarganya,” imbuh dia.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga meminta konsep berbagi beban.
Sharing pain, menurut Presiden, harus menjadi acuan bersama antara pemerintah, BI, OJK, perbankan dan pelaku usaha harus betul-betul bersedia memikul beban, bergotong royong, bersedia bersama-sama menanggung risiko secara proporsional.
”Dan dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian agar para pelaku usaha, korporasi tetap mampu berjalan, PHK masif dapat kita cegah, dan sektor keuangan tetap stabil, dan tentu saja pergerakan roda ekonomi terus bisa kita jaga,” jelasnya.