Karanganyar- Penjualan minuman tradisional bergeser ke kemasan dan sasaran milenial. Seorang pelaku UKM asal Karanganyar, Martha Prasetya Ningrum, merealisasikannya minuman herbal bermerek Jampi
“Alhamdulillah setelah saya mulai mencoba berjualan dengan konsep seperti itu, masyarakat banyak yang suka,” katanya kepada Timlo.net belum lama ini.
Merek Jampi merupakan nama lain jamu. Varian yang dibuatnya yakni gula asem dan beras kencur.
Martha memproduksi sendiri Jampi dari bahan-bahan yang mudah didapat di pasar tradisional. Racikan gula asem dan beras kencur diakrabi masyarakat tradisional yang diyakini berkhasiat menjaga kebugaran tubuh. Konsumsinya secara rutin juga merawat kesehatan kulit. Di masa pandemi Covid-19, masyarakat makin mengutamakan pencegahan terjangkit penyakit dengan mengonsumsi obat alami, utamanya jamu.
“Semua bahan kami tumbuk. Dengan proses lama perebusan bahan baku, sehingga semua sari-sarinya dapat terurai sempurna,” kata Martha.
Untuk dua varian rasa dikemas ke dalam botol plastik ukuran 250 ml. Ia sengaja mengemasnya siap saji agar langsung dapat diminum kapan saja dan dimana saja. Konsep itu mengikuti minuman kekinian kaum milenial yang digandrungi.
Tak hanya konsep milenial yang diusungnya untuk menggaet pasar, namun juga menjaga orisinalitas, citarasa dan harga.
Keunggulan lainnya pada kemasan ukuran 250 ml yang praktis dan mudah dibawa serta terkesan trendi dan kekinian. Paling menarik minat beli adalah harganya yang dipasang Rp 5.000 untuk gula asem dan Rp 6.000 untuk beras kencur.
Editor : Ari Kristyono