Solo – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) turut memperjuangkan nasib insan sepak bola di tengah kondisi wabah virus Corona. Kompetisi yang masih ditangguhkan membuat pelaku sepak bola untuk sementara vakum.
Kekosongan kompetisi memaksa pendapatan dari sepak bola ikut berkurang, karena klub juga tak memiliki pemasukan. Belum lama ini APPI ikut menggelar rapat secara virtual bersama PSSI, sekaligus menyikapi wacana bergulirnya kembali kompetisi.
Salah satu pemain senior di kompetisi Liga 2, Ugiek Sugiyanto amat berharap agar federasi melakukan perubahan kebijakan terkait gaji pelaku sepak bola. Ugiek Sugiyanto sendiri menjabat sebagai anggota Exco APPI untuk Liga 2.
Yakni besaran persentase pendapatan yang tidak seragam antara satu tim dengan tim lainnya. Sejauh ini seluruh klub berpedoman pada Surat Keputusan (SK) PSSI tentang pembayaran hak pemain sebesar maksimal 25 persen setiap bulan selama kompetisi ditangguhkan.
“Kalau ada pemotongan, federasi harus tegas soal SK, biar nggak ada klub yang nakal. Misalnya kemarin yang per bulan gaji maksimal 25 persen, artinya klub bisa menggaji 5 persen juga bisa,” terang Ugiek saat dikonfirmasi, Rabu (10/6).
“Teman-teman di APPI juga usul ke PSSI, untuk Liga 2 sebaiknya dibedakan dengan gaji tim di Liga 1. Hal yang disampaikan misalnya gaji minimal di Liga 2 sebesar 70 persen, untuk Liga 1 bisa 50 persen,” imbuhnya.